BKKBN Jatim
Surabaya Kota, Nganjuk – BKKBN Jatim menggelar Sosialisasi Stunting dan Pelayanan KB Kesehatan Reproduksi dalam rangka TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)Tahun 2022, di aula Kodim 0810 Nganjuk, Selasa (24/5/2022).

Hadir dalam acara, Kaper BKKBN Jatim, Dra Maria Ernawati M.M., Plt Bupati Nganjuk, Dr. Drs.H.Marhaen Djumadi, SE,SH,MM,M.BA., Komandan Kodim 0810 Nganjuk, Letnan Kolonel Inf Tri Joko Purnomo, S.I.P., Pengurus Persit Kartika Chandra Kirana Nganjuk, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kab.Nganjuk, Dinas Kesehatan Kab Nganjuk, Pemerintah Kab. Nganjuk beserta Dinas Instansi / Lintas Sektor mitra kerja, dr. Yeni Kusumawati, Sp.A dari RS Kertosono Nganjuk, Klinik DKT Nganjuk, dan Koordinator PKB, PKB se Kabupaten Nganjuk.

BKKBN Jatim

Plt Bupati Nganjuk kesempatan itu menerangkan sesuai Presiden joko widodo (jokowi) menargetkan pada tahun 2024 mendatang, angka gizi buruk harus turun hingga menyentuh angka 14%. Pemerintah kabupaten nganjuk terus berupaya masyarakat lewat Tri Cita Bhakti pemerintah membangun, mensejahterakan masyarakat dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat lewat tri cita bhakti pemerintah kabupaten Nganjuk.

“Adapun Tri Cita Bhakti dimaksud adalah Pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik, pembangunan SDM unggul dan berkualitas. Kemandirian ekonomi daerah Penanganan terhadap stunting merupakan upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas sehingga setiap SDM di kabupaten Nganjuk dapat dipersiapkan sejak awal untuk memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan kabupaten Nganjuk,” terangnya.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme.

“Secara umum trend angka prevalensi stunting di kabupaten Nganjuk berdasarkan hasil bulanan timbang bayi menggunakan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-ppgmb) sejak tahun 2018 sampai dengan 2021 mengalami penurunan yakni 2018 sebanyak 16,1%, 2019 sebanyak 11,48%, 2020 sebanyak 11,02%, dan 2021 sebanyak 9,63%,” ujarnya.

BKKBN