“Dikarenakan pola asuh keluarga tentang pengasuhan baduta di masa 1000 HPK sangat penting, maka penanganan stunting harus berkolaborasi dengan semua elemen untuk itu semua lapisan masyarakat harus mendukung, bersinergi serta meningkatkan komunikasi dan Dinas P3APPKB menjadi nahkoda di tingkat daerah”, tegas Pak Eka.bkkbn-jatim-laksanakan-internalisasi-pengasuhan-balita-di-kampung-coklat-blitar

Kerdil (Stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah 5 Tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.

Bapak Yuni selaku Binpro KSPK, menyampaikan pesan Ibu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM. “Sasaran proyek prioritas nasional (PRO PN) Promosi dan KIE pengasuhan 1000 HPK dalam rangka Penurunan stunting tahun ini mencakup 38 Kabupaten/Kota dengan jumlah sasaran 1.474.500 keluarga ibu hamil, keluarga yang memiliki baduta, dan keluarga yang memiliki balita.