Lokus audit terpilih adalah Kalurahan Sendangsari Kapanewon Pengasih. Lokus ini terpilih selain karena prevalensi stunting yang tinggi (36%) juga karena data kesehatan pengidap dan rawan stunting tersedia lengkap di Puskesmas setempat. Selanjutnya telah berhasil ditetapkan 8 kasus stunting yang diangkat dalam audit, terdiri 1 pasang calon pengantin, 4 ibu hamil, 2 ibu nifas (paska salin), dan 1 Baduta (bayi di bawah dua tahun).

Kedelapan kasus inilah yang dikaji dan dibuatkan rencana tindak lanjut oleh Tim Pakar.
Tim Pakar AKS di Kulon Progo ini terdiri unsur Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang diwakili dr. Alfonsus Arya K. MSc. Sp.A, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)/dr. Oktavianus Wahyu Prihantoro TP, Sp.OG, Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI)/Herni Dwi Herawati, s.Gz., MPH, dan dari unsur Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)/ Selvia Eka Sari, M. Psi.

Terhadap calon pengantin yang teridentifikasi rawan melahirkan anak stunting karena memiliki indeks massa tubuh (IMT) 16,0 atau tergolong kurus dan perokok pasif (ada paparan asap rokok di lingkungan tempat tinggal) diberikan rekomendasi sebagai berikut oleh AIPGI, antara lain oleh memberikan tablet tambah darah, meningkatkan asupan gizi dan makanan tambahan khusus ibu hamil untuk menaikkan berat badan, serta edukasi tentang gizi seimbang, bahaya asap rokok, dan bahaya stunting.