Selama 14 hari masa pengamatan intervensi makanan terhadap Baduta yang dilakukan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) dibantu mitra dari Dompet Dhuafa, ditemukan hasil menarik. Baduta A mengalami kenaikan berat badan (BB) terbesar yaitu 1,4 kg (mengkonsumsi 73% dari intervensi makanan yang diberikan), disusul Baduta B dengan konsumsi intervensi makanan 27% mengalami kenaikan BB sebanyak 0,6 kg.

Sedangkan Baduta C yang tingkat konsumsi intervensi makanan sama dengan Baduta A hanya mengalami kenaikan BB 0,6 kg atau setara Baduta B yang konsumsi intervensi makanannya lebih rendah. Tim menduga hal ini disebabkan Baduta C memiliki gangguan bising jantung, yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.

bkkbn-diy-bersama-dp3akbpmk-gelar-audit-kasus-stunting-tahap-4-di-kalurahan-mertelu-gunungkidulSelain langsung kepada Baduta, intervensi juga diberikan kepada calon pengantin (Catin) kategori beresiko, atau rawan hamil dan melahirkan bayi stunting berdasarkan catatan kondisi kesehatan mereka. Data kesehatan tersebut antara lain lingkar lengan atas (Lila), tinggi dan berat badan perokok aktif/pasif/bukan perokok, kadar Hb dan beberapa data kesehatan lainnya.

Dari tiga pasang Catin sasaran audit, dua Catin berstatus resiko rendah dan perokok pasif, serta satu pasang resiko tinggi karena Catin wanita menderita kekurangan energi kronis (KEK). Intervensi yang diberikan kepada ketiga Catin berupa KIE perilaku hidup sehat, termasuk pola makan dan asupan gizi, persiapan kehamilan, dan pemberian tablet tambah darah (tablet Fe), serta pemantauan berkala.