Selama proses revitalisasi, lalu lintas penerbangan komersial di bandara yang telah ada sejak 1924 itu sempat dialihkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kabupaten Tangerang, Banten. Pengalihan tak hanya berlaku bagi pesawat komersial, melainkan juga pesawat-pesawat militer. Sebab diketahui, bandara yang awalnya bernama Lapangan Terbang Cililitan itu juga berfungsi sebagai Pangkalan Udara, dikelola oleh Komando Operasi Angkatan Udara I TNI-AU.

Sebagai Lanud, Halim menjadi rumah bagi Wing Udara 1 yang terdiri dari Skadron Udara 2 untuk angkut udara ringan, Skadron 31 (angkut berat), serta Skadron 17 dan Skadron 45 sebagai angkut VIP/VVIP. Pada masa revitalisasi itu, sebanyak 67 unit pesawat komersial dari 21 operator penerbangan dan 12 pesawat militer dipindahkan operasionalnya.

Revitalisasi sisi udara dari bandara yang dikelola sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia sejak 20 Juni 1950 itu meliputi penambahan panjang runway. Pascarevitalisasi panjangnya menjadi 3.000 meter dan lebar 45 meter, sehingga pesawat berbadan lebar (wide body), seperti Boeing 747 dan Boeing 777 serta Airbus A330, dapat mendarat di Bandara Halim.

Untuk apron, kapasitasnya diperbesar sehingga dapat menampung 16 pesawat badan sempit (narrow body), seperti Boeing 737 dan Airbus A320, atau enam unit pesawat berbadan lebar. Uji coba terhadap kualitas revitalisasi sisi udara itu telah dilakukan Kemenhub pada 12 Juli 2022. Kegiatan itu memakai pesawat kalibrasi Beechcraft King Air 350i milik Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Kemenhub juga meningkatkan ukuran terminal kedatangan sebesar 30 persen, dari sebelumnya 819,32 meter persegi (m2) dan setelah revitalisasi ukurannya jadi 1.194,24 m2. Fasilitas ban berjalan untuk bagasi dan koper (baggage conveyor belt) pun ditambah. Dari semula dua unit, kini menjadi tiga unit. Musala bandara ikut diperluas ukurannya agar mampu menampung lebih banyak jemaah.

Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dalam siaran persnya, revitalisasi telah membuat alur penumpang (passanger flow) menjadi lebih baik setelah bertambahnya fasilitas. Ia mencontohkan, penambahan baggage conveyor belt akan berdampak kepada kecepatan penumpang dalam mendapatkan koper atau bagasi mereka.