Sedangkan intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan. Intervensi sensitif terbagi menjadi 4 jenis yaitu penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.

Sebagaimana diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin, strategisnya peran bidan ini mendorong BKKBN DIY bekerjasama dengan Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak (RSKIA) Sadewa menyelenggarakan seminar akbar Gerak Bidan Cegah Stunting.
“Kami mengajak semuanya termasuk kepada para bidan untuk memperkuat upaya penurunan stunting ini melalui gerakan akar rumput yang dilaksanakan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang sudah terbentuk sampai tingkat kalurahan.” ungkap Kepala Perwakilan BKKBN.
Shodiqin mengajak untuk fokus terhadap sasaran program stunting ini yaitu remaja dan calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

TPK adalah Tim yang dibentuk oleh bupati dan walikota sebagai ujung tombak yang mendeteksi dan mendapingi secara langsung ibu hamil dan balita resiko stunting. Di DIY terbentuk 1.852 TPK tersebar di seluruh kalurahan. Setiap tim beranggotakan tiga unsur, yaitu bidan setempat, kader PKK, dan kader KB.