Dari 270 lokasi wisata aktif tersebut, terbagi dalam tiga kategori antara lain wana wisata 60 lokasi, wisata rintisan 100 lokasi dan wisata belum penetapan 110 lokasi.

Asep juga mengatakan, dalam lima tahun terakhir pendapatan wisata kelola KPH mengalami fluktuasi, terutama pasca pandemi Covid-19, namun dengan menerapkan standarisasi pengelolaan wisata bersertifikasi SNI CHSE di beberapa lokasi wisata, Perhutani berhasil meningkatkan daya tarik pengunjung sehingga pada tahun 2022 pendapatan wisata kelola KPH meningkat 45% dari 25,8 miliar menjadi 57,1 miliar. Dan pada tahun 2023, pendapatan tersebut meningkat 1,6% menjadi 59 miliar.

“Ada 11 lokasi wisata kelola KPH yang sudah mendapatkan sertifikasi SNI CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan pada tahun 2024 ini, kita rencanakan ada 10 lokasi wisata untuk mendapatkan sertifikasi SNI CHSE,” ujarnya.