Melalui ketiga tim tersebut, Bayucaraka bersinergi menaklukkan kompetisi hingga akhirnya diperoleh tiga gelar juara sekaligus.

“Kami berhasil memborong juara 1 kategori Autonomous (D2), serta juara 2 dan juara 5 kategori Semi-Autonomous (D1),” imbuh Martin.

Mahasiswa Departemen Teknik Elektro tersebut menambahkan, dobrakan inovasi pada robot yang diperlombakan menjadi kunci dimenangkannya kompetisi. Untuk kategori Semi-Autonomous (D1), tim Bayucaraka ITS menciptakan alat kontrol berupa wearable device bernama Exokinesis.

“Alat itu didesain menggunakan sensor sudut dan tombol-tombol untuk menggerakkan dua drone sekaligus,” kata pilot safety ini.

Tidak hanya itu, pada kategori Autonomous (D2), tim bimbingan Dr Rudy Dikairono ST MT ini juga menyuguhkan inovasi baru. Hal tersebut dilakukan dengan menambahkan inovasi pada algoritma misi agar drone dapat menyelesaikan misi dengan cepat dan presisi.