Empat dekade setelah penanggulangan HIV, ketidaksetaraan masih terjadi untuk layanan-layanan mendasar seperti tes, pengobatan, dan kondom, dan terlebih lagi untuk teknologi baru. Kita harus memastikan bahwa setiap orang, di mana pun memiliki akses yang sama terhadap pencegahan, tes, pengobatan dan perawatan HIV. Hanya sepertiga populasi kunci termasuk laki-laki gay dan laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki, transgender, pengguna narkoba, pekerja seks, dan narapidana memiliki akses pencegahan reguler.

Populasi kunci menghadapi hambatan hukum utama termasuk kriminalisasi, diskriminasi dan stigma. Layanan kesehatan harus diadaptasi untuk dapat menjangkau dan memenuhi kebutuhan populasi yang paling berisiko dan terkena dampak, dan ini termasuk penerapan kebijakan ‘tanpa toleransi’ terhadap stigma dan diskriminasi di semua layanan kesehatan.

Kita hanya memiliki delapan tahun tersisa sebelum tujuan tahun 2030 untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan global. Tujuan 2030 yaitu 3 “ Zero’s ” : Zero new HIV infection; Zero AIDS related death; Zero discrimination atau 3 Nol : Nol infeksi baru HIV ; Nol kematian terkait AIDS; Nol diskriminasi.

Ketimpangan ekonomi, sosial, budaya dan hukum harus segera diatasi. Dalam pandemi, ketidaksetaraan meningkatkan risiko dan bahaya bagi semua orang. Memang, akhir AIDS hanya dapat dicapai jika kita mengatasi ketidaksetaraan yang mendorongnya. Para pemimpin dunia perlu bertindak dengan kepemimpinan yang berani dan bertanggung jawab. Kita semua, di mana saja, harus melakukan semua yang kita bisa untuk membantu mengatasi ketidaksetaraan juga.

WHO dalam pernyataannya menyerukan kepada para pemimpin dan warga dunia untuk dengan berani mengakui dan mengatasi ketidaksetaraan yang menghambat kemajuan dalam mengakhiri AIDS; dan menyetarakan akses ke layanan HIV esensial terutama untuk anak-anak dan populasi kunci serta pasangannya.opini-matahari-rembulan-setarakan-dalam-rangka-hari-aids-sedunia-2022