opini-matahari-rembulan-setarakan-dalam-rangka-hari-aids-sedunia-2022
Surabaya Kota, Surabaya – Dalam Rangka Peringati Hari AIDS Sedunia, Sebuah opini mencerminkan HIV dan AIDS. Terkisah seorang wanita, sebut saja Matahari namanya, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun. Hidup tidaklah mudah bagi dia, akan tetapi demi anak semata wayangnya, Rembulan, dia tak memiliki lagi kuota untuk bersedih.opini-matahari-rembulan-setarakan-dalam-rangka-hari-aids-sedunia-2022

“Habis sudah air mata ini,” katanya, “Saya harus kuat dan bangkit demi dia! Hanya kepada Allah saya berharap dan memohon pertolongan serta kekuatan,” ujarnya lirih, karena kejadian yang telah dilaluinya memberikan pelajaran paling dalam dan berharga dalam hidupnya.

Sekira tiga bulan yang lalu suaminya sakit-sakitan. Berbagai gejala dirasakan suaminya, batuk yang tak kunjung sembuh, diare berkepanjangan, hingga muncul plak-plak putih di rongga mulutnya. Sebagai orang awam dia tak mengerti sakit apa suaminya ini.

Hingga akhirnya suaminya harus masuk ICU di rumah sakit, barulah semuanya menjadi jelas. Sang suami harus menjalani test HIV yang dilaksanakan oleh pihak rumah sakit atau disebut juga PITC ( Provider Initiated Test and Counseling ), dan sang suami dinyatakan positif HIV, bahkan sudah masuk dalam kategori AIDS. Sebagai seorang istri maka secara prosedur, Matahari wajib untuk menjalani test HIV pula. Tak lama setelah itu sang suami meninggal dunia.

Belum sembuh duka lara hatinya, ternyata Matahari harus menghadapi kenyataan pahit lainnya. Sudahlah ditinggal sang suami, ternyata hasil test HIV Matahari dinyatakan positif. Betapa hancur hatinya. Satu hal yang membuatnya bersyukur, hasil test HIV Rembulan anak semata wayangnya negatif.