“Pada triwulan III-2021, sektor pertanian tumbuh 1,35 persen. Secara ekonominya, 66,42 persen PDB (produk domestik bruto-red) berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambahan,” sebut Kepala BPS Margo Yuwono.

Dari gambaran di atas, harus diakui sektor pertanian telah menjadi pilar utama perekonomian nasional yang konsisten tumbuh dan menyumbang 14,3% terhadap PDB nasional pada kuartal III-2021.

Namun, sektor pertanian itu bukan hanya soal pasokan minyak sawit saja. Soal pangan juga. Oleh karenanya, negara ini patut bersyukur sepanjang tahun atas stabilitas pasokan dan harga komoditas pangan yang tetap terjaga dan dinilai jauh lebih baik daripada 2020.

Kunci tetap terjaganya stabilitas pasokan dan harga pangan adalah keberhasilan menjaga keseimbangan harga di tengah permintaan yang membaik. Itu yang disampaikan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, menyangkut kunci menjaga stabilitas pangan.

Dia berharap itu juga menjadi kunci keberhasilan untuk stabilitas pangan pada 2022. Terlebih di tengah proyeksi geliat ekonomi yang lebih baik. “Situasi pangan di dalam negeri jauh lebih baik [tahun ini] dari sisi pasokan dan pengendalian harga. Mudah-mudahan geliat ekonomi makin bagus pada 2022 setelah sempat ada penurunan di kuartal III/2021,” kata Oke, Minggu (26/12/2021).

 

Fluktuasi Harga

Permintaan yang turun kerap memicu fluktuasi harga, terutama di tingkat produsen. Oke pun turut menyoroti perkembangan harga komoditas global dan risiko, dampaknya pada situasi di dalam negeri, terutama pada bahan pangan yang memiliki ketergantungan impor seperti kedelai, gandum, gula, dan daging.