“Antisipasi untuk awal tahun terus disiapkan, apalagi ada momen Ramadan dan Idulfitri di awal kuartal II-2022,” katanya.

Dia memastikan, stok penyangga dalam keadaan aman, seperti beras dengan ketersediaan mencapai 932.971 ton di Perum Bulog dan 30.662 di Pasar Induk Beras Cipinang. Stok tersebut setidaknya bisa memenuhi kebutuhan operasi pasar selama 11 bulan.

Stok gula pasir per 24 Desember 2021 berada di angka 1,10 juta ton dengan masa ketahanan 4,23 bulan. Ketersediaan kedelai pada akhir tahun berada di angka 360.000 ton dan bisa memenuhi kebutuhan 1,44 bulan ke depan.

Ke depannya, tantangan ketersediaan bahan kebutuhan pokok pada 2022 akan lebih kompleks daripada 2021. Pasalnya, pada saat yang bersamaan negara dunia juga meningkatkan permintaannya. Artinya, Indonesia harus menghadapi fluktuasi harga komoditas global yang yang tentu berdampak pada ketersediaan di dalam negeri.

Dari gambaran di atas, persediaan stok perlu dipastikan tetap aman dan stabilitas harga terkendali karena proyeksi inflasi bisa menembus 5 persen di 2022 apabila volatile food bergerak terlalu ekstrem.

Selama masa pandemi, perhatian terhadap ketahanan pangan menjadi isu sentral di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan sektor pertanian selama pandemi pun tidak bisa dianggap remeh, selalu positif meski sektor lain mengalami kontraksi.

Bagaimana dengan prospek investasi di sektor pertanian? Data BKPM menyebutkan minat investasi dalam bentuk PMA tercatat USD208 juta di kuartal II-2021, tumbuh 10,6 persen yoy. Fenomena ketahanan sektor pertanian dalam menghadapi gempuran badai krisis pandemi juga tecermin dari rally di harga komoditas pertanian global.

Sebagai contoh harga kopi di pasar internasional telah naik 53,2 persen sejak awal 2021, disusul oleh komoditas jagung tumbuh 11,5 persen dan teh 8,3 persen.