“Tahun lalu BKKBN Jawa Timur mendapat predikat WBK, dan tahun ini berusaha Meraih WBBM.  Beberapa waktu lalu telah dilakukan evaluasi secata zoom (telekonfrence). Dan sekarang dilapangan melihat langsung. Moga dari kerja keras mendapat hasil yang terbaik,” ujar Anisa.

“Bukan inovasi aja hanya yang dilihat tapi dampak inovasi tersebut dimasyarakat. Apakah benar bisa mengena di dalam pelayanan ke masyarakat,” tambahnya.

Kesempatan yang sama, Eddy Christian mengapresiasi adanya website Siap Bahagia BKKBN Jatim. “Masa pandemi diharapkan birokrasi pelayanan diperlukan peningkatan dalam melayani masyarakat. Aplikasi Siap Bahagia dengan 7 spikolog bisa lebih fleksibel dalam konsultasi. Lebih mudah dan lebih tertutup mencari solusi  dalam segi problem yang dihadapi masyarakat. Dan itu saya apresiasi dalam pertemuan kali ini,” ungkapnya.

Terkait penilaian apakah ada perubahan di masa pandemi, Anisa menjelaskan. Tidak ada perubahan dalam penilaian Pelayanan harus secepatnya beradaptasi dalam Pandemi.

“Diatas kertas tidak ada perubahan. Harus ada  jemampuan  adaptasi dari unit kerja. Dan survei eksternal penting karena perlu tahu grafik perubahan di kondisi normal dan kondisi Pandemi,” pungkasnya. @red