Ia menegaskan bahwa pembatasan atau larangan pada waktu tertentu kegiatan perguruan pencak silat ini karena peta yang dilihat dari analisa, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi, selalu dalam ikatan kelompok kemudian diwaktu-waktu yang bersamaan, sering terjadi keributan.

“Nah inilah yang kami harus bersikap tegas,” ungkap Irjen Toni.

Namun demikian, Kapolda Jatim juga berterimakasih kepada perguruan pencak silat yang ada di Kabupaten Magetan, karena di daerah tersebut tidak pernah terjadi gesekan antar perguruan silat.

“Saya terimakasih ini di Magetan tidak pernah ada peristiwa, satu kali pun diantara perguruan pencak silat yang ada di sana, “ kata Irjen Toni.

Ia mengatakan saat berkunjung ke Magetan melihat ada keguyuban untuk terus menjaga harkamtibmas yang ada di wilayah itu .

“Ini memberikan suatu kebanggaan tersendiri, saya ingin ini juga menjadi adopsi bagi tempat-tempat yang lain,” pungkas Kapolda Jatim dalam sambutannya.

Untuk mengantisipasi gesekan dan pergeseran di tingkan bawah, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur Supratomo mengatakan, gesekan antar perguruan silat kerap terjadi di tingkat bawah.

“Nanti akan didirikan paguyuban, yang sekarang sudah ada paguyuban di tingkat kabupaten kota, nanti akan didirikan di seluruh Jawa Timur, sehingga tidak ada gesekan dan pergeseran,” kata ketua IPSI Jatim.