Kapolda Jatim juga mengungkapkan peristiwa pelemparan batu yang terjadi di Kabupaten Trenggalek pada beberapa waktu lalu, yang juga dilakukan oleh oknum perguruan silat.

“Saya prihatin, itu ada pelemparan kendaraan yang berisi delapan penumpang, dilempar dengan batu kaca kendaraan yang sedang melaju. Saat ini sopirnya juga masih kritis bersama dengan satu orang yang lain. Coba bisa di bayangkan kalo itu menimpa kita,”ujar Irjen Toni.

Ia menegaskan bahwa banyak kejadian – kejadian yang melawan hukum yang dilakukan oleh ulah oknum pesilat dari perguruan silat.

“Itulah potret yang terus ditampilkan dari peristiwa-peristiwa kekerasan oleh oknum antar perguruan pencak silat,” ungkap Kapolda Jatim.

Kapolda Jatim mengingatkan bahwa karena perbuatan kekerasan para oknum pesilat yang rata – rata masih remaja, jika dibiarkan tanpa ada upaya pembinaan mental, maka dipastikan masa depan mereka akan terhambat.

“Apakah kita akan membiarkan anak-anak kita, anak didik kita yang masih remaja, yang masih punya masa depan. Masa depannya hilang karena harus dipenjara,”tegas Kapolda Jatim.

Kapolda Jawa Timur Pangdam V Brawijaya berharap betul, semuanya punya andil dan memiliki rasa tanggung jawab sebagai pimpinan atau sebagai apapun dalam pengurusan perguruan pencak silat.

“Jangan pernah kita biarkan anak-anak didik yang ada terus berjatuhan, karena kurang pengawasan dan sebagainya yang akibatnya sempat ada peraturan dan peringatan kami dari pihak aparat keamanan melarang adanya aktivitas di hari sabtu, minggu dan malam hari,”tambah Kapolda Jatim.