“Adanya perbedaan data stunting dari pendataan internal Jember dengan data SSGI. Hal ini menjadi evaluasi Pemkab Jember karena dulu penimbangan dan pengukuran dilakukan oleh kader sedangkan tahun ini dilakukan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas, ” jelasnya.

Setelah pemetaan lokus, ungkapnya, Pemkab Jember akan melakukan program penambahan asupan gizi dengan bantuan daging baik daging ayam maupun daging sapi. Begitu pula dengan tambahan vitamin akan dikaji ulang karena di Kabupaten Jember banyak obat dan vitamin yang kadaluwarsa dan akan dimusnahkan dengan membutuhkan dana kurang lebih Rp 7 milliar.

“Vitamin tersebut di drop dari Pemerintah Pusat dengan waktu kadaluwarsa yang memang sudah mendekati masa kadaluwarsa, ditambah dengan Pandemi Covid 10 yang vitamin tersebut tidak terserap maksimal, ” jelasnya.

https://surabayakota.id/2023/02/27/bkkbn-jatim-dan-pemkab-jember-bahas-strategi-penurunan-stunting/Kepala DP3AKB Kabupaten Jember Suprihandoko menjelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan TOT 80 kader yang akan mensosialisasikan untuk remaja perihal pendewasaan usia pernikahan, tentang kehamilan, pola asuh sebagai upaya pencegahan stunting. Sebanyak 700 remaja di Kabupaten Jember yang akan mendapatkan pendampingan dengan mendapatkan nomor id masing-masing.

“Kami akan melihat datanya dari 700 remaja ini, pada dua tiga tahun mendatang, apakah ini ada perubahan perilaku apa tidak. Edukasi sangatlah penting, terutama pada remaja akan pentingnya edukasi perihal pernikahan. Sebab jumlah janda atau perceraian di Jember sangat tinggi, “urainya. @red.