“Pergutlruan tinggi melibatkan semua unsur mahasiswa dan dosen. Mahasiswa mengadakan KKN tematik, dan dosen menjadi wahana pengabdian masyarakat dan pengajaran, dalam arti kami bisa mengimplementasi teknologi dan inovasi dihasilkan perguruan tinggi masuk dalam program untuk masyarakat,” terangnya.

Prof Mamik menjelaskan bahwa ia menyoroti strategi program kabupaten bisa berhasil menurunkan Stunting karena strategi yang tepat.

hendy-siswanto-terima-rombongan-audiensi-bkkbn-jatim-di-jember“Jember juga diharapkan punya strategi yang lebih baik. Memilih fokus pada upaya memiliki daya ungkit tinggi dalam penurunan stunting sesuai standart Stunting WHO yang sudah divalidasi untuk daerah sedang berkembang,” terangnya.

Diakhir kata Prof Mamik menerangkan aspek penyebab stunting, tinggi badan ibu dan prematurium (bayi lahir sebelum waktunya). “Strategi jangka pendek mengatasi prematurium dan jangka panjang kualitas fisik (tinggi) ibu diatasi dengan pemenuhan gizi,” pungkasnya.

Dalam diskusi, Wakil Bupati Jember mengatakan terimakasih kepada BKKBN Jatim dan Prof Mamil terkait intervensi penurunan stunting dari hulu. Dari informasi dan masukan tersebut akan menjadi bahan untuk program TPPS di Jember.

“Kami harapkan pertemuan ini bisa menjadi akar permasalahan sehingga bisa dilakukan solusi dan didapatkan treatment yang tepat, ” tutur Gus Firjaun.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, dr Koeshar Yudyarto mengatakan Hasil dari SSGI menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki. 2023 sudah dilakukan penimbangan bayi dan sudah dilakukan pendataan dan pemetaan daerah lokus stunting.Kabupaten Jember juga melakukan program pendewasaan usia menikah dan kesehatan calon ibu. Secara konvergensi akan dilakukan untuk semua program tersebut.