lewat-propn-pkbr-bkkbn-jatim-gelar-penguatan-program-pembangunan-keluarga

Sementara itu, Ibu Suhartuti menyampaikan bahwa Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia tahun 2022 turun sebanyak 4,3% menjadi 19,2% dibandingkan tahun lalu.

Secara khusus, Kota Surabaya dengan prevalensi stunting sebesar 4,8%, menempati posisi terendah se-Jawa Timur. “Kami berharap pada tahun 2024 Kota Surabaya dapat menjadi Kota Zero Stunting. Semangat!”