Erna dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh masyarakat perlu memiliki semangat yang sama untuk Indonesia Emas di tahun 2045. Namun, terdapat tiga isu yang perlu untuk dicarikan solusi dalam mencapai Indonesia Emas tersebut, yaitu angka stunting, angka kematian ibu, dan angka kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia, termasuk di Jawa Timur. Ketiga hal ini perlu diupayakan supaya di tahun 2045 terlahir generasi emas yang memiliki daya saing tinggi. Erna juga meminta seluruh kader pembangunan keluarga, TPK, dan Penyuluh KB di Nganjuk untuk berkomitmen agar tidak ada lagi bayi yang terlahir stunting.

“Anak yang stunting memiliki daya analisa dan kreatifitasnya kurang. Saya harap ada komitmen untuk mendampingi keluarga sehingga tidak ada kasus  stunting baru terutama pada tiga sasaran pendampingan keluarga, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu baduta dan balita,” ujar Erna.

Erna menambahkan bahwa upaya percepatan penurunan stunting memang harus dilakukan sejak hulu, yaitu sejak Calon Pengantin dimana semua aspek harus dipastikan bagus. Kemudian pada masa kehamilan, perlu dipastikan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali.  Sementara untuk ibu balita dan baduta perlu dipastikan pola pengasuhannya sudah tepat mengingat pengasuhan pada usia ini merupakan golden period. Kaper BKKBN Jatim ini berharap para kader sudah paham mengenai apa saja yang harus dilakukan dalam melakukan pendampingan tersebut.

Hal ini diperkuat oleh Samsul yang menyampaikan bahwa terdapat 2 (dua) pendekatan terkait Percepatan Penurunan Stunting, yaitu  pendekatan kelembagaan dan pendekatan kebudayaan. Institutional approach / pendekatan kelembagaan, dimana salah satu contohnya Dinas PPKB Nganjuk memiliki komitmen tinggi terkait penurunan stunting. Samsul juga mengucapkan terimakasih kepada Bappeda karena sudah menyusun perencanaan penurunan stunting di Nganjuk sehingga bisa terintegrasi antar OPD. Sementara pendekatan kebudayaan, yaitu kader dan TPK secara masif bergerak di lapangan agar sasaran PPS dapat diintervensi sehingga angka stunting di nganjuk dapat diturunkan secara signifikan. Sambutan Samsul diakhiri dengan membuka kegiatan ini secara resmi.

Setelah prosesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan Talkshow “Pentingnya Pengasuhan 1000 HPK dan Balita serta Edukasi Kespro, Gizi, dan Perencanaan Berkeluarga”. Narasumber yang dihadirkan terdiri dari Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Nganjuk, Wakil Ketua 1 TP PKK Kabupaten Nganjuk, S. Wahyuni Marhaen, SE, Dokter Spesialis Anak, dr. Yeni Kusumawati, SAP, serta Psikolog, Nuril Bariroh, M. Psi., Psikolog.