‘’Dengan demikian, sudah bisa kita petakan, dan  kita tahu persis daerah mana yang hari ini surplus untuk produk tertentu, dan daerah mana yang defisit untuk produk-produk tertentu,” ujar Aries Prasetyo Adi.

Terkait dengan peta produksi dan kebutuhan itu, kata Arief pula, pemerintah daerah akan memiliki peran penting mendukung kelancaran distribusi pangan dari produsen ke konsumen menggunakan bagian dari dana transfer umum (DTU). ‘’Pak Presiden menyampaikan bahwa gunakanlah dana DTU 2 persen sebesar Rp2,17 triliun itu untuk mobilisasi stok pangan,” ujarnya.

Arief mencontohkan, peran Bapanas dalam menjaga stok pangan pemerintah sekaligus mendorong pemerataan distribusi dari daerah produsen ke daerah konsumen. “Misalnya, di saat peternak ayam di Blitar ini kekurangan jagung, kami bisa memfasilitasi agar jagung dari Sumbawa, dari Dompu, dari Bima dikirim ke sini. Kenapa, karena kami tahu di sana over production,” ujarnya