Namun, seperti perilaku manusia yang lain, pemecahan masalah juga dipengaruhi oleh faktor situasional dan personal. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa faktor biologis serta sosiopsikologis mampu berpengaruh terhadap pemecahan masalah. Misalnya, manusia yang kurang tidur dapat mengalami penurunan kemampuan berpikir (Hmmm, yakin nih masih mau begadang sebelum ujian?).

Sama pentingnya dengan faktor biologis, faktor-faktor sosiopsikologis juga turut berperan dalam pemecahan masalah. Salah satunya yaitu motivasi. Motivasi yang rendah akan mengalihkan perhatian, dan sebaliknya, motivasi yang terlalu tinggi akan membatasi fleksibilitas (Rakhmat, 2008: 73). Contohnya, karena terlalu tegang menghadapi ujian, kita tidak sanggup menjawab pertanyaan pada test.

Kepercayaan dan sikap yang salah juga turut andil dalam mempengaruhi proses pemecahan masalah. Sikap yang defensif- misalnya karena kurang percaya diri, akan cenderung menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan dan mempersukar penyelesaian.

Cara Tetap Bahagia Faktor sosiopsikologis ketiga yaitu kebiasaan. Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja tanpa kritis pada pendapat otoritas juga akan menghambat pemecahan masalah yang efisien. Dan yang terakhir adalah emosi. Emosi juga berperan dalam memecahkan masalah.

Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar sering terlibat secara emosional. Emosi memang bukan hambatan utama, namun bila emosi sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi sehingga menjadi stress, barulah kita menjadi sulit berpikir efisien (Rakhmat, 2008: 74).