Perhutani KPH Lawu Ds

Selanjutnya mulailah tangan terampil Salim berayun menebaskan petel, sejenis kapak kecil khusus untuk menyadap getah. Petel bermata tajam langsung menembus kulit ari pinus. Sistem menyadap tidak boleh ada serpihan kotoran sebab akan mengganggu kualitas getah yang dihasilkan.

Jika ditekuni, pekerjaan menyadap getah bisa menjadi mata pencaharian utama, sebab hasil yang didapat setara dengan jerih payah yang dilakukannya. “Saat ini, saya mendapat jatah di petak 57A-1 yang masuk Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Pohon yang saya sadap ada 700 pohon. Tiap bulan saya bisa setor ke Tempat Penampungan Getah (TPG) sekitar 450 kg dengan harga per kilogramnya Rp 4.700,” katanya.

Dari hasil sadapannya, tiap bulan Salim bisa mengantongi uang sekitar Rp 1,8 juta – Rp 2  juta. Padahal pekerjaan menyadap hanya memakan setengah dari waktu efektif aktivitas hariannya. “Saya sangat menikmati pekerjaan ini. Jam kerja fleksibel, hanya sekitar 8 jam. Selebihnya saya gunakan untuk beternak, cocok tanam dan beribadah serta waktu yang sangat cukup untuk keluarga, ” ucap Salim.