SURABAYA, Surabaya Kota –  Pada hari kedua pelatihan internasional Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular Kemitraan Strategis antara Pemerintah dan Tokoh Agama Islam dalam bidang Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana, Pencegahan, Perkawinan Anak dan Penurunan Stunting, Selasa (25 Juli 2023), peserta mempertajam pengetahuan tentang peran tokoh muslim di Indonesia dalam kesuksesan program KB.

Dr. Samidjo pemateri pertama memaparkan hal yang membuat keberhasilan keluarga berencana.IMG 20230725 WA0049

“Komitmen pimpinan dari tingkat Pusat hingga Desa (presiden memberikan instruksi tentang keluarga berencana), Keluarga berencana sebagai gerakan social, masyarakat, termasuk partisipasi tokoh agama dan Integrasi KB dengan program pembangunan lainnya: gizi, kegiatan peningkatan pendapatan, Posyandu (pos kesehatan terpadu dan KB,” jelasnya di awal paparan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa adanya upaya khusus dari pemerintah Indonesia dengan tokoh agama guna mendukung suksesnya program KB yang berhasil menurunkan TFR 2,18 di tahun 2022.IMG 20230725 WA0048

“Ada beberapa cara membuat kemitraan strategis antara Pemerintah dan MRL di Family Planning, antara lain: Mengidentifikasi tokoh agama Islam yang menonjol, Membangun Aliansi dan Membina kemitraan, Pertukaran Tampilan di antara tokoh agama islam yang Berbeda, Pembangunan kapasitas, Strategi lintas agama dan Strategi insentif,” jelasnya.

Tak hanya bekerja sama dengan 1 agama, pemerintah Indonesia juga menggandeng tokoh lintas agama.IMG 20230725 WA0051

“BKKBN mendirikan Fapsedu, sebuah forum lintas agama tentang kependudukan dan pembangunan, mengembangkan masing-masing materi kependudukan dan KB berbasis agama dan melakukan advokasi dan layanan komunikasi, informasi dan edukasi kepada followers masing-masing,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua MUI Jawa Timur, KH. Ma’ruf Khozin menjelaskan bagaimana fatwa tentang KB di Jawa Timur.IMG 20230725 WA0046

“Metode Azl merupakan metode yang dinilai masih memiliki kegagalan. Dalil ini merupakan dalil pokok dalam program KB. Tujuan KB yang diperbolehkan adalah menjaga masa kehamilan seorang ibu karena hamil terlalu sering bisa mengurangi kesehatan fisiknya dan kesulitan siapa yang merawat dan kekhawatiran menelantarkan anaknya. kedua, agar menjaga kesehatan sang ibu, maka kita mengurangi beban itu. Maslahat yang berkaitan dengan anak dan ibu,” paparnya.

Kemudian, terkait metode vasektomi dan tubektomi yang dikenal dengan metode steril, Ia berpendapat bahwa diperbolehkan steril asalkan ada rekomendasi dokter, misalnya terkait kondisi kesehatan si Ibu.IMG 20230725 WA0047

Para peserta sangat antusias menyimak paparan materi narasumber. Salah satunya Susma dari Malaysia.

“Mengatasi Batasan di Indonesia memiliki 17.000 pulau lebih, bagaimana mengatasi keterbatasan tersebut terutama di pedesaan, metode apa yang dilakukan di pedesaan itu di tempat sangat terbatas dan aksesnya sangat terbatas, bagaimana mengatasinya?,” tanyanyaIMG 20230725 WA0050

Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Pelatihan dan Kerjasama Internasional, Dr. Ukik Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA menjelaskan bahwa BKKBN memberikan Upaya lebih untuk desa atau wilayah terpencil.

“Misal bidan apung, dokter yang mengunjungi tempat-tempat yang terpencil, yang belum memiliki poskesdes atau puskesmas sehingga menjaga program KB tetap baik,” jawabnya. (red/Rif)