Harapan besar juga disampaikan kepada pengurus cabor untuk bisa memberi kontribusi lebih dalam pembinaan. Misal dalam Puslatda satu cabor hanya ada tiga atlet puslatda, sedangkan atlet di luar Puslatda yang akan diikutkan Pra PON menjadi tanggung jawab dari cabor. “Bahkan kalau ada cabor yang ingin membiayai sendiri latihan ke luar negeri kami sangat senang,” tambah Ibag.

Khusus untuk Pra PON, Ibag menegaskan, semua atlet termasuk non Puslatda akan dibantu pembiayaan untuk berangkat.
Dan yang paling penting pada Pra PON nanti, KONI Jatim menargetkan harus juara bukan hanya sekadar lolos.
“Dengan minimnya anggaran, KONI Jatim nantinya hanya mengirim atlet yang memiliki potensi besar juara saja saat PON. Artinya, pada saat Pra PON mereka harus juara atau medali emas. Kalau hanya sekadar lolos atau memenuhi kuota lolos PON, kemungkinan tidak akan diberangkatkan ke PON,” tegas Ibag.
Sementara ditanya soal target perolehan medali di PON Aceh-Sumut, Ibag yang juga staf pengajar Unesa ini belum bisa menghitungnya.
“Dari perolehan medali saat kejurnas 2022, Jatim masih oke untuk tiga besar namun bagaimana target untuk PON XXI, kami bisa menghitungnya usai Pra PON nanti,” pungkasnya. PON XXI tahun 2024 akan mempertandingkan sebanyak 65 cabang olahraga, 87 disiplin cabang olahraga dengan 1033 nomor pertandingan.
Untuk menjadi juara umum pada PON Aceh-Sumut berarti ada 207 medali emas yang harus direbut kontingen dengan rincian 20 persen dari 1033 nomor pertandingan. Hitungan kasarnya bila Jawa Timur ingin menjadi juara umum, maka modal Jatim dari hasil PON XX/2021 Papua, Jatim merebut 111 medali emas, 89 medali perak, dan 87 medali perunggu. Berarti ada kekurangan 96 medali emas di PON Aceh-Sumut yang harus dikejar untuk menjadi juara umum.(red/Rif)