Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum AMI Sutjiadi Lukas mengatakan, gabungan Pameran ini telah tertunda dua tahun akibat pandemic Covid-19. “Tiga pameran B2B bernilai dalam satu pusat lokasi yang akan memberi pengunjung wadah terbaik untuk membawa bisnis selangkah lebih maju,” kata Lukas.

Industri produk bayi dan mainan perlahan mulai bangkit setelah sempat terpuruk karena pandemic covid-19. Dan diproyeksikan akan full recovery pada penghujung tahun ini.

Apalagi melihat industri produk bayi dan mainan di Indonesia sudah banyak yang menggunakan teknologi 4.0 sehingga lebih mudah untuk mengikuti tren yang ada dan bersaing pada pasar global.

“Dengan adanya kebijakan sekolah daring juga menjadi salah satu pendukung dalam memulihkan industri mainan. Lebih banyaknya waktu anak-anak dirumah sehingga kebutuhan akan mainan untuk mengisi waktu menjadi meningkat, dimulai dari mainan tradisional, edukatif, hingga mainan digital yang lebih efisien,” tutur Lukas.

Bahwa pameran ini juga menjadi ajang alih teknologi dan menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan serta meneruskan MoU antara pemerintah Indonesia dan pemerintah China terkait One Belt One Road atau jalur sutera.