Kemudian, Bank Indonesia kembali melakukan survei pascapelaksanaan FCBD pertama G20 berlangsung, terutama selama periode 11 Desember 2021-11 Januari 2022. Hasilnya cukup mengejutkan, persepsi publik meningkat terhadap penyelenggaraan kegiatan FCBD Presidensi G20 Indonesia.

Tercatat, publik yang ingin tahu soal kegiatan itu dari sosial media naik menjadi 491.400. Sementara itu, dari nonsosmed mencapai 10,2 juta. Sehingga, itu memberikan sentimen positif mencapai 77,7 persen dan hanya menyisakan sentimen negatif sebesar 22,3 persen.

Jadi bisa diartikan bahwa persepsi positif muncul setelah pemberitaan kegiatan FCBD yang cukup kencang, selain sosialisasi yang dilakukan dengan cukup baik di semua lini masa. Sebagai informasi, peserta yang ikut dalam kegiatan FCBD meeting terdiri dari delegasi yang hadir secara fisik sebanyak 71 orang. Sisanya pendukung baik tamu dan panitia sebanyak 710 orang.

Menurut laporan Bank Indonesia, dari kegiatan FCBD pertama di 2020, telah memberikan kontribusi terhadap okupansi hotel di ITDC di Kawasan Nusa Dua sebesar 23,56 persen. Setahun kemudian, okupansi hotel di pertemuan sejenis pada 2021 naik menjadi 45,96 persen.

Dari gambaran di atas, harapannya penyelenggaraan KTT G20 di awal November 2022 akan memberikan dampak perekonomian bagi Provinsi Bali dan Provinsi di Nusa Tenggara (Balinusra). Bank Indonesia pun telah melakukan riset berkaitan potensi ekonomi yang akan teraih bagi Balinusra.

Sebagai informasi, pemerintah pun sudah menghabiskan dana untuk memperbaiki dan mempercantik Kawasan Nusa Dua sebagai lokasi utama penyelenggaraan kegiatan KTT G20. Dana yang telah dihabiskan itu mencapai Rp526,54 miliar.

Berikutnya, tentang perhitungan dampak ekonomi bagi Bali nusra. Ada dua pendekatan yang digunakan Bank Indonesia, yakni moderate dan optimis. Bila pada pendekatan moderate, asumsi delegasi yang akan hadir di kegiatan utama, setiap negara terdapat head of delegation (HoD) dan dua orang delegasi dengan estimasi kehadiran sampai 60 persen.

Sebaliknya dengan menggunakan pendekatan optimis, yakni seluruh event, per event diikuti HoD dan 2 delegasi dengan estimasi kehadiran 100 persen. Bila menggunakan pendekatan moderate, dampak ekonomi terutama bagi sektor pariwisata, wisman yang akan hadir mencapai 2.834 orang dan wisnus mencapai 8.450 orang.