Ia juga menyindir para kelompok radikal yang selalu memberikan pembelaan diri kepada pengikutnya (tersangka teroris). Dengan dasar menyudutkan dari sisi kemanusiaan yang akhirnya disimpulkan Densus itu tidak manusiawi karena mengambil sikap dan tindakan.

“Padahal sangat manusiawi, karena Densus melindungi seluruh dari sekian ratus juta rakyat Indonesia. Dan ini sebetulnya semua yang membuat narasi membusukkan Densus itu kan elemen-elemen dari ormas-ormas radikal yang bermuara ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Karena Majelis Ulama ini kan selalu menyudutkan Densus dan BNPT dengan hal-hal dan dalih yang sangat emosional, mau menangnya sendiri dan seenaknya sendiri. Saya sepakat harus diselesaikan,” tandasnya.

Sementara itu, Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta mengatakan bahwa dirinya juga mendapatkan informasi bahwa terduga teroris tersebut melakukan perlawanan dengan menabrakkan kendaraannya ke petugas dan ke rumah warga. Sehingga petugas melakukan tindakan agar tidak terjadi korban petugas dan masyarakat.

inisiator-gnk-habib-syakur-dukung-gerakan-densus-88-tembak-mati-teroris-dokter-sunardi“Saya kira ini sudah sebuah SOP. Informasi yang diperoleh memang yang bersangkutan adalah bagian dari JI,” jelasnya.