“Selama ini data stunting itu ada secara angka, tapi tidak ada yang tahu stuntingnya dimana, oleh karena itu hasil Pendataan Keluarga sangat membantu untuk mengetahui lokus penanganan stunting,” pungkasnya.

Dalam paparan materinya, PLT Kepala Perwakilan BKKBN Jatim menjelaskan bahwa pada tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia adalah 27,6% , artinya 1 dari 3 balita Indonesia menderita stunting. Angka ini menjadikan Indonesia berada pada urutan ke-4 negara dengan angka stunting tertinggi di dunia.

Sedangkan angka prevalensi stunting di Jawa Timur tidak terpaut jauh dari nasional, yakni 26,86%. Oleh karenanya, ia mengharap dukungan dari berbagai pihak untuk bergandengan tangan dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Jawa Timur.