Sayangnya saat ini kesenjangan vaksin secara global masih terjadi. Ini tentu berisiko memperpanjang pandemi, termasuk di Asia Tenggara. Saat ini, 75 persen vaksin dinikmati oleh 10 negara, dan hanya 0,4 persen dinikmati oleh negara berpenghasilan rendah. Sedangkan ASEAN sejauh ini baru memvaksinasi sekitar 7,8 persen dari populasinya. Kondisi ini, serta meningkatnya penularan Covid-19 di kawasan saat ini, terutama ASEAN yang membutuhkan lebih banyak vaksin secara tepat waktu.

“Posisi kita (Parlemen Indonesia) jelas seperti apa yang ada depan mata, adalah bagaimana menghadapi gelombang kedua Covid-19, jangan sampai collaps health security kita. Ke depan harus memaksimalkan vaksin sebagai salah satu cara untuk mengendalikan vatalities, apalagi sudah cukup banyak mutasi variannya. Kita harus melihat apa yang di depan mata kita dulu, faktanya sekarang tingat penularan sedang tinggi, pertambahan kasus harian tinggi,” ungkap Fadli kepada Parlementaria.