SURABAYA, Surabaya Kota – Sebanyak 400 siswa Hari dikukuhkan menjadi siswa Sekolah SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, setelah selama sepekan mengikuti berbagai rangkaian masa Fortasi (Forum Takaruf Siswa) tahun ajaran 2023/2024. Ratusan siswa baru ini dikukuhkan dalam sebuah acara Inagurasi yang digelar di gedung Smamda Tower.
Menurut Kepala Smamda Surabaya, Ustadz Astajab, Inagurasi ini merupakan pengukuhan siswa baru. Dimana para siswa harus bisa berkembang dan mencapai cita – citanya sesuai dengan minat yang dimiliki oleh para siswa itu.
“Pada Acara Inagurasi telah dikukuhkan 400 siswa baru tahun ajaran 2023 – 2024. Atau sebanyak 13 kelas, yakni delapan kelas reguler, dan lima kelas internasional. Tahun ini jumlah siswa kami lebih banyak dibandingkan tahun lalu, pada Program Internasional tahun lalu sebanyak empat kelas, tetapi tahun ini menjadi lima kelas,” terang Ustadz Astajab.
Sementara Ketua Dikdasmen Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, Ustadz Dikky Syaqonullah menambahkan, Fortasi tahun 2023 harus ramah anak. Jadi bagaimana para siswa itu ramah dengan ustadz – ustadzah di sekolah, ramah dengan teman teman, semua seperti keluarga.
“Alhamdullah Smamda Surabaya pun juga demikian sehingga tidak ada anak -anak yang merasa keberatan, bahkan merasa kurang, kalau perlu waktu Fortasi ini dua pekan. Sedangkan tema Fortasi diserahkan pada pihak Sekolah, karena sekolah lebih mengerti kondisi siswanya. Sehingga bisa mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki kepada para siswa,” kata Ustadz Dikky.
Hal senada juga diungkapkan Ustadz Ahmad Lutfi, Wakil Ketua Dikdasmen Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim. Menurutnya Fortasi ini diharapkan bisa membantu peserta didik baru untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, karena dari usia SMP dan memasuki usia SMA tentu ada yang perlu disesuaikan. Sehingga diharapkan setelah mengikuti Fortasi maka siswa Smamda Surabaya bisa mengikuti kurikulum yang diimplementasikan.
“Di Sekolah Muhammadiyah ini mempunyai Mata Pelajaran yang khas yakni Ismuba (Keislaman Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab) diharapkan bisa menjadi sekolah yang ramah anak. Jadi tidak hanya mendidik koknitifnya saja tetapi juga mendidik akhlaknya, atau dalam pendidikan nasional istilah Profil Pelajar Pancasila. Jadi tujuan pendidikan Muhammadiyah tidak cerdas kognitifnya, tetapi akhidah dan akhlak itu menjadi tujuan utamanya,” jelas Ustadz Lutfi. (Dang)