Surabaya, Surabaya Kota – Peringati Hari Parkinson Sedunia, RSUD Dr. Soetomo Surabaya tekankan pentingnya menjaga kualitas hidup para penderita parkinson.
Direktur RSUD Dr. Soetomo, Joni Wahyuhadi mengatakan, sesuai dengan tema peringatan hari parkinson internasional, yakni keep smiling, RSUD Dr. Soetomo terus berupaya untuk menangani pasien parkinson yang mengalami gangguan gerak agar bisa menikmati hidup.

“Penyakit parkinson itu bagaimana kita bisa membantu mereka untuk bisa menikmati sisa-sisa hidupnya, karena parkinson tidak bisa dihilangkan 100 persen, tapi dikurangi gejalanya,” terang Joni Wahyuhadi usai peresmian Parkinson and Movement Disorders Centre dan Unit Endovaskuler Neurointervensi di Gedung Paviliun Indraprasta STOC Surabaya, Selasa (11/4/2023).
Untuk menangani penyakit tersebut, Joni mengungkapkan RSUD Dr. Soetomo terus melakukan pelayanan-pelayanan canggih.
“Supaya pasien yang memerlukan layanan ini juga tidak pergi keluar negeri, ke Singapura misalkan, atau ke Malaysia, karena semua ada di Soetomo,” jelas Joni.
Bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), RSUD Dr. Soetomo juga akan berupaya terus untuk mencukupi SDM hingga peralatan kerjanya
“Ini upaya kita untuk health tourism di Jatim, nanti pelayanan-pelayanan apa di luar negeri yang dikejar oleh masyarakat Jatim khususnya, bisa dilayani di Soetomo,” tambah Joni.
Dalam kesempatan itu, Jon juga mengungkapkan, sejak 2018 ada 51 pasien parkinson yang ditangani di rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut.
“Pasien yang ditangani semuanya ada improvement, memang penyakitnya tidak hilang, tapi yang penting quality life pasien meningkat. Yang sebelumnya tidak bisa menulis bisa menulis, yang sebelumnya tidak bisa gambar bulat bisa gambar bulat, walaupun tidak akan normal 100 persen, tapi kita tingkatkan quality life pasien,” ungkapnya.
Dikatakan Joni, penanganan yang dilakukan terhadap penderita parkinson di RSUD Dr. Soetomo itu juga mengalami perkembangan yang bagus.
“Yang sebelumnya gangguan gerak, waktu operasi langsung hilang, banyak pasien itu berterima kasih, kalau di presentase kalau tidak bisa dipakai itu kurang dari 50 persen, kalau dipakai tidak sempurna lebih dari 70 persen, jadi sekitar 80 sampai 90 persen,” kata Joni mengakhiri. (Dang)