Surabaya, Surabaya Kota – Sepak terjang Toni Harmoko (32), bandit spesialis pembobol rumah mewah di kawasan Jambangan, Surabaya, berakhir ditangan Tim Anti Bandit Polsek Jambangan Polrestabes Surabaya.

Bapak dua anak itu, terpaksa ditangkap setelah membobol rumah mewah di Jalan Ketintang Permai Blok BB, Surabaya, sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (22/2/2023).

Toni ditangkap di tempat persembunyian di kawasan Jalan Bogangin Baru, setelah dilakukan pengintaian petugas, pada Rabu (1/3/2023).

Setelah itu, polisi juga menangkap tersangka lain, Rifqi Suryo, selaku penadah atau pihak rujukan yang menjadi tempat tersangka menjual barang curian tersebut.

Rumah yang kosong karena ditinggal para penghuninya bekerja, menjadi sasaran empuk tersangka yang sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan tersebut.

Setelah berhasil memasuki rumah dengan cara mencongkel jendela sisi samping bangunan. Tersangka langsung mengobok seisi rumah.

Hingga berhasil memperoleh enam cicin emas dan uang tunai senilai Rp10 juta. Jika ditotal nilai kerugiannya, sekitar Rp27 juta.

Kapolsek Jambangan Polrestabes Surabaya Kompol Budi Waluyo mengatakan, tersangka mengaku kepada penyidik sejak awal telah menargetkan rumah korban untuk menjadi sasaran pembobolan.

Bukan tanpa sebab. Belakangan diketahui, tersangka ternyata menghafal tata letak ruangan di rumah tersebut, karena beberapa tahun sebelumnya, pernah terlibat proses renovasi rumah korban.

“Pelakunya 1 orang, lainnya penadah. Jadi itu adalah rumah yang memang ditinggal pergi penghuninya dalam keadaan kosong. Pelaku beraksi pada jam 2 siang tapi dilaporkan oleh korban pada jam 8 malam,” ujar mantan anggota Jatanras Polda Jatim itu, pada awak media di Mapolsek Jambangan, Selasa (4/4/2023).

Pelaku Toni Harmoko mengakui, dirinya menghafal beberapa letak area rumah setelah sebelumnya pernah terlibat renovasi perbaikan rumah tersebut.

Selama beraksi dirinya tidak mempersenjatai diri dengan senjata tajam, senjata api ataupun jimat penyelamat dalam jenis apapun.

“Saya langsung jujuk. Dari pintu samping. Iya naik ke plafon. Sebelumnya proyek bangun renovasi rumah. Rumah ini pernah saya kerjakan (renovasi rumah) iya hafal,” ujar Toni, dengan menundukkan kepala dan suara lirih.

Ia sengaja membobol rumah tersebut, lantaran terdesak kebutuhan biaya hidup. Apalagi tiga bulan ini, dirinya tidak bekerja. Dan ia tak kuasa melihat istri dan kedua anaknya, kelaparan.

“Saya nganggur 3 bulan. Saya enggak mendem atau nyabu. Saya enggak pakai jimat. Saya baru sekali. Buat kebutuhan sehari-hari. Waktu itu istri dan anak tidak makan. Anak saya 2,” pungkasnya.(Rif)