Sindikat Post, Ciamis – Majelis Tritangtu Dibuana Pajajaran Sunda Banten Bali Nuswantara dibentuk dan di ikrarkan di Ciamis, saat puncak bulan Purnama penuh, sebelum acara pagelaran budaya Sunda Bali, Kamis (8/12/2022) lalu.
Majelis Tritangtu di Buana Pajajaran Sunda Banten Bali Nuswantara dibentuk dan diikrarkan oleh perwakilan tokoh – tokoh Sunda Banten, Bali, dan NTB bertujuan membangun satu ikatan spiritual, lahir dan bathin, dan mempunyai anggota perwakilan dari berbagai kalangan.
Selain Bupati Ciamis dan jajarannya, yang hadir saat acara adalah perwakilan Keraton, antara lain, Bunda Ratu RR Alexandra dari Keraton Kasepuhan Cirebon, Syeh Arif dari Keraton Kanoman, Prabu Diaz dari Keraton Keprabon, RD Lucky S dari Keraton Sumedang Larang, dan Bunda Ratu RD Okky dari Keraton Banten dan Taruma Nagara.
Perwakilan Masyarakat adat yang hadir antara lain, Ki Ade Suherlyn dari Kamp Naga, Abah Warja dari Kamp Kuta, dan mama Uluk dari Kamp Dukuh .
Perwakilan Para RESI & Pedande dari Bali & NTB hadir hampir 150 Pandhita, antara lain, Ida Pedanda Nabe Gede dan Ida Pandita Agung Putra Nata Siliwangi. Hadir juga perwakilan dari TNI, Polri dan tokoh ulama dan pemuda.
Dalam pembentukan dan ikrar Majelis Tritangtu, terpilih sebagai Majelis Pupuhu adalah Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan yang biasa disebut Abah Anton, Majelis Karamaan Marsdya Dede R. Rusamsi, dan Majelis Karesian Ida Pandita Agung Putra Siliwangi.
Terpisah, Abah Anton di media ini menerangkan apa itu Tritangtu, secara singkat ia menerangkan bahwa Tritangtu merupakan 3 inti central, sumber utama pengendali kehidupan di alam semesta.
“Misal untuk ketata negaraan dikenal sebagai Rama, Ratu, Resi (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif). Untuk kehidupan sehari hari, Bayu, Sabda, Hedap (Tenaga, Ucapan, Budi ). Untuk berisikap/ berperang, Wayah, Wilayah, Lampah,” ujar Abah Anton, Minggu (11/12/2022) siang.
Abah Anton juga menerangkan sistem tradisi budaya Sunda Tritangtu ini terbukti telah mengantarkan Tata Kasundaan sebagai sebuah sistem yang paling lama berjaya sebagai sebuah bangsa, yakni selama 14,5 Abad dari tahun 130 M (Salakanagara) sampai dengan 1600 M (Cirebon), mengalahkan Bani Abas yang selama ini dianggap sebagai sistem terlama di dunia yakni hanya 6 Abad.
“Untuk itu kita harus Nyukruk Galur Uga Karuhun, untuk membangun kembali adeg adeg Kasundaan yang terbukti merupakan sistem terlama yang berjaya bukan hanya di Nusantara tapi juga di dunia,” terangnya.
“Ibaratnya kita tidak mungkin bangun kesatuan bila Karamaan dan Karesian tidak terbangun. Kita tidak mungkin hanya bangun sistem ekonomi tanpa membangun sistem politik dan agama, dan lainnya. Itulah sistem Tritangtu yang ada dalam adeg – adeg Kasundaan. Tidak mungkin bisa membangun Kasundaan, tanpa di bangun dulu wadah Tritangtu. Itulah salah satu alasan kenapa Majelis Tritangtu dibentuk,” terang Abah Anton.
Abah Anton berpendapat berdirinya Majelis Tritangtu Dibuana Pajajaran Sunda Banten Bali Nuswantara (Masa Tripandabara) tidak mungkin bisa utuh tanpa adanya perwakilan dari seluruh elemen.
“Dimohon kepada yang sudah diistrenan keikhlasan untuk bisa bergabung dalam Majelis ini, dan juga dimohon kesadaran dan kekompakan untuk saling memahami, memaklumi, saling berbagi dan silih ajenan satu sama lainnya, dalam rangka membangun ikatan silaturahmi kekeluargaan ini, karena kita sadari semua berkumpul di Majelis ini dari berbagai latar belakang elemen, golongan dan profesi yang satu sama lain berbeda,” ujar Abah Anton.
Terakhir Abah Anton berpesan, mari berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. “Sapapait Samamanis, Saiket Sabeungkeutan, Ngajajar Sapajajaran Anyar, lain rek ngadirikeun Negara, tapi rek Ngawangun Adeg Adeg Budaya Kasundaan nu Saestuna. Cag Rampeees,” pungkasnya. @red