edukasi-program-bangga-kencana-bkkbn-jatim-di-probolinggo
Surabaya Kota, Probolinggo – BKKBN Jatim menggelar kegiatan Promosi Komunikasi Edukasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan di Paseban Sena Ballroom Probolinggo. Kamis (01/12).

edukasi-program-bangga-kencana-bkkbn-jatim-di-probolinggoMasih tingginya angka perkawinan anak  di Kabupaten Probolinggo disinyalir menjadi penyumbang terbesar terjadinya kasus stunting di wilayah tersebut.

“Masih relatif tingginya perkawinan anak di Kabupaten Probolinggo ini jadi penyumbang terbesar terjadinya kasus stunting. Karena belum siap secara reproduksi, kesehatan, mental, spiritual dan ekonominya. Oleh karena itu BKKBN mengajak kader untuk mengawal keluarga-keluarga supaya bisa hidup berencana,” kata Erna pada kegiatan yang diikuti kurang lebih 400 Kader Bangga Kencana dan Penyuluh Keluarga Berencana Kabupaten Probolinggo tersebut.

edukasi-program-bangga-kencana-bkkbn-jatim-di-probolinggoTingginya angka pernikahan anak di Kabupaten Probolinggo tidak dipungkiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Probolinggo (DP3AP2KB), Anang Budi Yoeijanto.

“Setiap tahunnya angka perkawinan di Kabupaten Probolinggo tercatat sekitar 8 sampai 9 ribu. Sedangkan angka pernikahan dini mencapai 40 persen dari total angka perkawinan di Kabupaten Probolinggo,” terang Anang.

Pada kesempatan tersebut Erna mengajak para Kader agar bisa merubah pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat di Probolinggo. “Kader harus bisa merubah pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat Probolinggo. Kapan sekolah, kapan menikah, merencanakan kehamilan dan memiliki anak, semua harus direncanakan,” himbaunya.

Erna melanjutkan dengan memberikan edukasi untuk menikah di usia ideal bisa mencegah terjadinya stunting.

edukasi-program-bangga-kencana-bkkbn-jatim-di-probolinggo“21 tahun bagi wanita dan laki-laki 25 tahun. Jika sudah terlanjur menikah sebelum usia tersebut dampingi supaya menggunakan alat kontrasepsi terlebih dahulu sampai mencapai usia yang cukup matang untuk hamil dan melahirkan,” sambungnya.

“PR kita dalam 2 tahun kedepan, angka stunting harus kita turunkan. Dengan pendampingan kader diharapkan tidak ada kelahiran baru stunting, maupun baduta dan balita yang menderita stunting. Yang sudah terlanjur, mari kita dampingi, dikoreksi dengan pemberian asupan gizi seimbang,” pungkas Erna.

Pembangunan Program Bangga Kencana dan Sumber Daya Manusia masih terkendala beberapa hal antara lain tingginya angka prevalensi stunting. Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting di kabupaten Probolinggo mencapai 39,9 %. Artinya 4 dari 10 balita di wilayah ini mengalami kekurangan gizi kronis. Pada tahun 2013, angka stunting di Kabupaten Probolinggo bahkan mencapai 49,9 %. Berdasaran hasil SSGI di tahun 2021 angka ini menurun di level 23,3%.

edukasi-program-bangga-kencana-bkkbn-jatim-di-probolinggoPada pertemuan tersebut, para kader juga mendapatkan materi kiat-kiat mencegah stuting dengan mengoptimalkan pengasuhan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan yang disampaikan dr. Muhammad Reza, SpA(K),M., Biomed.

Dokter Reza mengingatkan kunci dalam mencegah stunting adalah melalui pemberian asupan bergizi terutama dengan kandungan tinggi protein hewani sejak anak berada di dalam kandungan.

“Jika pemberian asupan bergizi sudah dilakukan, maksimalkan dengan pencegahan infeksi berbagai penyakit dengan imunisasi,” tutup dokter Reza. @Red