Surabaya Kota, Bojonegoro – Presiden Joko Widodo menunjuk BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) sebagai badan yang bertanggung jawab dan mengetuai pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting (kekerdilan pada anak) di Indonesia. Hingga tahun 2024 mendatang, penurunan angka tersebut ditargetkan untuk turun hingga 14 persen.
Selama ini, penurunan angka stunting di Indonesia masih berada pada angka 1,6 persen per tahunnya. Melalui penugasan tersebut, Presiden memiliki target bahwa setidaknya dalam tiap tahun angka stunting di Indonesia dapat diturunkan hingga 2,7 persen per tahun.
Pemerintah menaruh perhatian besar bagi upaya penurunan angka stunting ini. Sebab, masalah stunting dapat memengaruhi kualitas SDM Indonesia di masa mendatang. Anggota Komisi IX DPR RI H. Abidin Fikri, S.H., M.H., yang diwakili oleh Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bojonegoro, Bambang Sutriyono mendukung penuh program BKKBN dalam percepatan penurunan stunting.
“Menjalankan pre marital check up (pemeriksaan kesehatan pra nikah) merupakan sebuah tindakan pencegahan yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan kesehatan pada diri sendiri, pasangan, maupun keturunan ke depannya yaitu terjadinya stunting pada anak.” Hal ini disampaikan dalam kegiatan Promosi KIE Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI di Primavera Futsal, Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro, pada hari Minggu, (16/10/2022).
Senada dengan Bambang Sutriyono, Taufik Daryanto, S.Psi, M.Sc., yang hadir mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM menjelaskan agar kondisi kesehatan catin dapat diketahui sejak dini. Apakah catin tersebut dalam keadaan prima atau perlu penanganan sehingga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum memasuki jenjang pernikahan. “Hal tersebut dilakukan supaya tidak terjadi adanya stunting dikemudian hari”, ungkap Taufik.
Sementara itu, Kepala Dinas P3AKB Kabupaten Bojonegoro, Heru Sugiharto, SE, MM menjelaskan, dengan melakukan Premarital check-up atau pemeriksaan kesehatan pranikah dapat mengenali/ mendeteksi kondisi, risiko, maupun riwayat masalah kesehatan yang dimiliki pasangan, sehingga tidak menularkan pada pasangannya dan atau menurunkan pada anaknya. Hasil yang diharapkan adalah dapat melakukan upaya pencegahan dan penanganan sedini mungkin atas stunting.
“Bila kedua orang tua memiliki kriteria sehat terlebih dulu, baik jasmani maupun rohani, secara otomatis akan berdampak positif terhadap keturunan yang sehat pula”, pungkasnya. @red.