Surabaya Kota, Banyuwangi – Perwakilan BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Sosialisasi Promosi KIE 1000 HPK Melalui Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan Stunting kepada Masyarakat, bertempat di SMA 1 Giri Taruna Kabupaten Banyuwangi. Senin (10/10).
Kegiatan yang dihadiri oleh Kaper BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, M.M., diwakili Sub Koordinator PEK Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Jatim Yuni Dwi Tjadikijanto, SE., Penyuluh KB dan Perwakilan PKK Kecamatan di wilayah Kabupaten Banyuwangi serta kader COE BKB, BKR, BKL dan UPPKA ini dibuka secara resmi oleh Ibu Henik Setyorini, AP, M.Si selaku Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Banyuwangi
Dalam kegiatan kali ini, Perwakilan BKKBN Jawa Timur melakukan dukungan dan fasilitasi dalam menurunkan angka Stunting dengan memberikan dukungan dan fasilitasi ke 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan pemasangan stiker yang berisi pesan 1000 HPK di rumah keluarga sasaran.
Hal ini juga bertujuan untuk mendukung prioritas nasional dalam penurunan stunting yang lebih massif, serta pencapaian target proyek prioritas nasional promosi KIE 1000 HPK sejumlah 1.474.500 keluarga ibu hamil, keluarga baduta dan keluarga balita.
Yuni Dwi Tjadikijanto, SE., selaku Sub Koordinator PEK Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Jawa Timur, dalam sambutannya menyampaikan bahwa suksesnya Gerakan penyebarluasan informasi pentingnya 1000 HPK dan balita ini tentu tidak dapat berjalan sendiri.
“Dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dukungan kerjasama berbagai pihak, baik itu dari OPD KB, Penyuluh KB, TPK serta dari seluruh kader poktan BKB, BKR, BKL dan UPPKA,” pesan Yuni.
“Sehingga melalui kegiatan internalisasi pengasuhan balita dalam upaya penurunan stunting kepada masyarakat di berbagai tingkatan wilayah sampai desa diharapkan mampu sebagai kanal penyebarluasan informasi tentang pentingnya 1000 HPK,” tambah Yuni.
“Salah satu cara untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas adalah dengan memaksimalkan pelaksanaan pengasuhan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Periode 1000 HPK juga disebut jendela peluang, karena masa ini masuk dalam masa emas pertumbuhan anak”.
Beliau juga menambahkan, “Bagi keluarga stunting akan diberikan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana berupa makanan gizi seimbang sebagai langkah intervensi untuk meningkatkan gizi pada anak stunting”.
Selain itu Henik mewajibkan seluruh PKB harus memiliki data kasus stunting di wilayah nya masing-masing.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh OPD-KB dan Penyuluh KB yang telah mengikutu pertemuan di tingkat Provinsi. Di akhir kegiatan, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut sebagai peta pelaksanaan kegiatan Internalisasi Pengasuhan Balita di masing-masing kecamatan hingga desa.
Dengan strategi yang terus digencarkan oleh BKKBN, diharapkan dapat mencapai Angka prevalensi ditargetkan sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 yaitu dapat duturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024. @Red