audit-stunting-bkkbn-jatim-digelar-di-bangkalan
Surabaya Kota, Bangkalan – BKKBN Jatim menggelar Sosialisasi Pelaksanaan Audit Stunting Kabupaten Bangkalan tahun 2022, di bertempat di pendopo Pratanu Pemda Kabupaten Bangkalan. Senin (12/9/22).

audit-stunting-bkkbn-jatim-digelar-di-bangkalanKegiatan sosialisasi ini, dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, MM., diwakili koordinator KBKR, Waluyo Ajeng Lukitowati, S.ST.MM., Ibu Ketua TP PKK Kab Bangkalan Ibu Zaenab Zuraida Latif sekaligus Bunda Stunting, Komandan Kodim 0829 Bangkalan Letkol Inf Syarifuddin Liwang, S.I.P., Kepala Dinas KB, PP dan PA Kabupaten Bangkalan Ibu Dra. R.Amina Rachmawati, M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Tim Teknis, Tim Pakar Audit Kasus Stunting Kabupaten Bangkalan, TPPS Kecamatan dan TPK se Kabupaten Bangkalan, Koordinator PKB/PKB se Kabupaten Bangkalan, Kepala Dinas di lingkungan Pemkab Bangkalan dan Seluruh Forkopimda Dan para undangan yang berbahagia.

Acara dibuka dengan laporan panitia oleh ibu Kadis OPD KB Kabupaten Bangkalan, dilanjutkan dengan Sambutan oleh ibu koordinator KB Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur di sambung dengan Sambutan dari Ketua TPPS Kabupaten yaitu bapak wakil Bupati yang menyatakan bahwa diperlukan Kolaborasi dan konfergensi semua pihak untuk mensukseskan penurunan kasus stunting di Kabupaten Bangkalan.

audit-stunting-bkkbn-jatim-digelar-di-bangkalanKomitmen disetiap tingkatan baik pusat, provinsi dan daerah serta mobilisasi segala upaya yg ada juga diperlukan untuk mendukung upaya penurunan stunting di Kabupaten Bangkalan.

Kegiatan dilanjutkan dengan pengukuhan bapak Dandim sebagai bapak asuh anak stunting oleh wakil bupati dengan pernyataan beliau akan mendukung sepenuhnya segala program penurunan stunting yang telah menjadi darurat nasional di Indonesia.

Berikutnya adalah paparan dari Ibu ketua Penggerak PKK Bangkalan yang menyampaikan beberapa program dukungan penurunan stunting yang akan di launching saat hari jadi Bangkalan Bulan Oktober nanti.

Dalam kesempatan yang sama, Ibu Luki juga menerangkan  terkait stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Hal itu disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama dan dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Kegiatan prioritas percepatan penurunan stunting tertuang dalam perpres no. 72 tahun 2021 dan RAN PASTI adalah Penyediaan data keluarga berisiko stunting, Pendampingan keluarga berisiko stunting, Pendampingan calon pengantin, Survellans stunting, dan Audit kasus stunting.

RAN PASTI juga diperkuat dengan Peraturan Kepala BKKBN No. 12 Tahun 2021, melakukan koordinasi antar kementerian/ lembaga dalam upaya konvergensi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting, dengan membentuk TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) di pusat hingga Desa/Kelurahan.

Tahun 2021 BKKBN mendapatkan mandat baru dari Bapak Presiden RI yaitu sebagai ketua pelaksana Percepatan Penurunan Stunting, hal ini menjadi tantangan bagi BKKBN untuk dapat menurunkan angka stunting pada tahun 2020-2024 rata-rata sebesar 2.5% setiap tahunnya dari 24.1% pada tahun 2020 menjadi 14% pada tahun 2024.

Percepatan Penurunan Stunting telah ditetapkan 5 (lima) strategi Nasional yakni : Pertama, Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.

Kedua, Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat.

Ketiga, Peningkatan Konvergensi Spesifik dan intervensi sensitive di Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kab/Kota dan Pemerintah Desa.

Keempat, Peningkatan ketahanan, gizi, pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat.

Kelima, Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi.

audit-stunting-bkkbn-jatim-digelar-di-bangkalanPeraturan Presiden ini mengarahkan pendekatan pencegahan lahirnya Balita Stunting melalui Pendampingan Keluarga Beresiko Stunting. Agar siklus terjadinya stunting dapat dicegah, sehingga perlu adanya formulasi kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Acara selanjutnya adalah paparan oleh para tenaga pakar yaitu dokter obgyn, dokter anak, dokter gizi dan psikolog membahas beberapa kasus yang didapatkan di desa, salah satunya adalah Desa Paterongan dan Desa Lantek Timur Kecamatan Galis.

Seluruh peserta termasuk para anggota TPK desa mengikuti acara dengan antusias setelah pertanyaan di tingkat desa telah diakomodasi.@Red