Sosialisasi RAN PASTI di Jawa Timur Resmi Ditutup
Surabaya Kota, Surabaya – Sosialisasi RAN PASTI di Jawa Timur yang digelar BKKBN di Vasa Hotel Surabaya ditutup sore ini. Rabu (2/3/2022).

Hadir dalam acara penutupan, Gubernur Jawa TImur, Khofifah Indar Parawansa, Kepala BKKBN Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)., Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M.

Sosialisasi RAN PASTI di Jawa Timur Resmi Ditutup

Hasto mengutarakan langkah-langkah teknis tindak lanjut Perpres 72 tahun 2021 dan RAN PASTI (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia) antara lain adalah TPK di tingkat desa.

“Para tenaga di desa tentu sangat mengenal lingkungan sekitarnya termasuk keluarga yang beresiko stunting. Langkah selanjutnya adalah pendataan calon pengantin, keluarga baduta dan balita dan keluarga lain yang beresiko stunting untuk didampingi,” ujar Hasto.

Tim Percepatan penurunan stunting diharapkan segera terbentuk di tingkat Provinsi, Kab/Kota, serta Kecamatan. “Audit kasus stunting adalah mencari permasalahan stunting yang sulit diatasi untuk kemudian dicari solusinya secara bersama-sama,” ucap Hasto.

Sosialisasi RAN PASTI di Jawa Timur Resmi Ditutup

Kunci percepatan penurunan Stunting adalah konvergensi dan tepat sasaran berbasis data yang akurat. Pemetaan stunting tingkat nasional. angka prevalensi di atas 30 persen merah, 20 – 30 persen kuning, di bawah 20 persen hijau.

“Di Jatim masih ada beberapa kabupaten yang masih merah berdasar data SSGI tahun 2021. Di daerah yang tinggi stunting, berdasar PK 2021 terdapat sanitasi yang kurang baik, antara lain masalah jamban yang belum layak,” ujar Hasto.

Ada beberapa kabupaten/kota yang sudah sangat rendah angka stuntingnya di Jawa Timur, antara lain Kota Mojokerto dan Kota Madiun. Sedangkan Ngawi, Trenggalek, dan Probolinggo merupakan kabupaten yang sangat cepat menurunkan stunting.